Pages

Jumat, 29 Januari 2010

TEORI KOMUNIKASI


TEORI KOMUNIKASI

         Hasil pengamatan terhadap komunikasi antarmanusia menghasilkan berbagai teori komunikasi yang intinya adalah upaya para ahli menjelaskan cara manusia berkomunikasi dan yang akan terjadi selama komunikasi itu berlangsung. Teori komunkasi yang dihasilkan saat ini jumlah nya sangat banyak karena komunikasi itu sendiri merupakam bidang yang sangat luas.  Upaya untuk menjelaskan suatu pengalaman adalah teori, yaitu gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi.
Ada 3 pendekatan dalam teori komunikasi
1.      pendekatan scientific
2.      pendekatan humanistic
3.      pendekatan social science
Pengertian Teori Komunikasi dan Ilmu Komunikasi
Pengertian tentang ilmu komunikasi mencakup ketiga ciri ilmu di atas, dengan objek perhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antarmanusia. Menurut Berger dan Chaffee dalam bukunya Handbook of Communication Science, ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Dari definisi ilmu komunikasi tersebut, terdapat 3 pokok pikiran:
1.      Objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
2.      Ilmu komunikasi bersifat ilmiah-empiris (scientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk-teori-teori) harus berlaku umum.
3.      Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

Berdasarkan dari definisi tersebut dan uraian tentang ciri-ciri ilmu, dapat dikatakan bahwa ilmu komunikasi pada dasarnya adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang  sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.

Pengertian ilmu komunikasi yang dijelaskan oleh Berger dan Chaffee tersebut memberikan 3 (tiga) pokok pikiran.
a. objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
b. ilmu komunikasi bersifat “ilmiah-empiris” (scientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.
c. ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

Sifat dan tujuan teori
 menurut Abraham Kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang dimilikinya sendiri. Dengan demikian teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan realitas kehidupan. Teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai dengan realitas, maka keberlakuannya diragukan dan teori demikian tergolong teori semu.

Pengertian Teori dalam Komunikasi


            Teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena. Teori mempunyai  dua ciri umum:
1.      Semua teori merupakan abstraksi tentang suatu hal. Karena itu teori sifatnya terbatas. Teori tentang radio kemungkinan tidak dapat menjelaskan hal-hal yang menyangkut televisi.
2.      Semua teori merupakan konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek yang diamati serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan di sekitarnya.

Berdasarkan uraian tersebut, teori komunikasi pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang fenomena/  peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Peristiwa yang dimaksudkan adalah  mencakup produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem dan tanda serta lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia. Penjelasan dalam teori, tidak hanya menyangkut penyebutan nama dan pendefinisian variabel-variabel, tetapi juga mengidentifikasikan keberaturan hubungan diantara variabel. Sedangkan sifat dan tujuan teori adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan realitas kehidupan. Teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai dengan realitas, maka keberlakuannya diragukan dan teori seperti itu, tergolong teori semu.

Teori juga mempunyai fungsi. Menurut Littlejohn, fungsi teori ada 9 (sembilan):
(1) mengorganisasikan dan menyimpulkan,
(2) memfokuskan,                
(3) menjelaskan,
(4) mengamati,
(5) membuat prediksi,
(6) heuristik,                         
(7) komunikasi,
(8) kontrol/mengawasi, dan
(9) “generatif”.

a. teori adalah mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan, tentang sesuatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara sepotong-sepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan dunia. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan kita tentang pola-pola dan hubungan-hubungan ini kemudian diorganisasikan dan disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.
b. teori Fungsi yang kedua adalah memfokuskan. Artinya hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya. Teori pada dasarnya hanya menjelaskan tentang suatu hal, bukan banyak hal.
c. teori adalah menjelaskan. Maksudnya adalah bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Penjelasan ini tidak hanya berguna untuk memahami pola-pola, hubungan-hubungan, tetapi juga untuk menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu.
d. teori pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya. Oleh karena itulah teori yang baik adalah teori yang berisikan konsep-konsep operasional. Konsep operasional ini penting karena bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori.
e. teori adalah membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, “public relations”, dan media massa.
f. teori adalah fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-upaya penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep-konsep dan penjelasan-penjelasan teori cukup jelas dan oeprasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
g. teori komunikasi, menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.
h. teori fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
i. teori adalah fungsi “generatif”. Fungsi ini terutama sekali menonjol di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis. Menurut pandangan aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
Menurut Littlejohn (1983:12) “In a broad sense the term model can apply to any symbolic representation of a thing, process, or idea” (dalam pengertian luas pengertian model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide). Pada level konseptual model merepresentasikan ide-ide dan proses. Dengan demikian model bisa berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematikal. Biasanya model dipandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah, teori merupakan penjelasan (explanation), sedangkan model hanya merupakan representasi (representation). Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model komunikasi bisa dilihat faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model. Penjelasannya diberikan oleh teori. Ini berarti terdapat kaitan antara teori dan model.
Menurut Deutsch (1966), model dalam konteks ilmu pengetahuan sosial, mempunyai empat (4) fungsi :
1.      Pertama, fungsi mengorganisasikan. Artinya, model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-urutkan serta mengaitkan satu bagian/sistem dengan bagian/sistem lainnya, sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-potong. Aspek lainnya dari fungsi pertama ini adalah, bahwa model memberikan “gambaran umum” tentang sesuatu hal dalam kondisi-kondisi tertentu.
2.      Kedua, model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana.
3.      Ketiga, fungsi “heuristik”. Artinya melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model membantu kita dengan memberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem.
4.      Keempat, fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat penting, karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam merumuskan hipotesis, yakni pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu faktor dengan faktor/faktor-faktor lainnya.
Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsur atau faktor. Kaitan antara satu unsur/faktor dengan unsur/faktor lainnya dapat bersifat struktural atau fungsional. Dengan demikian, model-model komunikasi juga memberikan gambaran kepada kita tentang struktural dan hubungan fungsional dari unsur-unsur/faktor-faktor yang ada dalam sistem. Pengertian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu unsur/faktor dengan unsur-unsur/faktor-faktor lainnya dalam sebuah sistem. Pengertian fungsional menunjuk pada tugas dan peran dari setiap unsur/faktor dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, melalui model, kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur-unsur/faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok/organisasi ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.
Denis McQuail dan Sven Windahl (1981) dalam buku mereka telah menginventarisasikan dan menjelaskan 28 buah model komunikasi. Kedua puluh delapan model komunikasi ini, menurut McQuail dan Windahl dapat dibagi dalam lima kelompok.
Ø  Kelompok Pertama, disebut sebagai model-model dasar.
Ø  Kelompok Kedua, menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap  perorangan.
Ø  Kelompok Ketiga, meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat.
Ø  Kelompok Keempat, berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak.
Ø  Kelompok Kelima, mecnakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.

Lingkup Teori Komunikasi
           
             Frank E.X. Dance (1979), sorang sarjana Amerika yang menekuni bidang komunikasi, menginvestasikan 126 definisi komunikasi yang berbeda-beda  satu sama lainnya. Dari defisini-definisi ini ia menemukan adanya 15(lima belas) komponen konseptual pokok. Berikut adalah gambaran mengenai kelima belas komponen tersebut disertai dengan contoh-contoh definisinya.

1)      Simbol-Simbol/verbal/ujaran
      ”Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal” (Hoben, 1954)

2)      Pengertian/pemahaman
            ”Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan yang berlaku (Anderson, 1959).

3)      Interaksi/hubungan/proses sosial
            ”Interaksi, juga dalam lingkaran biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi” (Mead, 1963).

4)      Pengurangan rasa ketidakpastian
      ”Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego” (Barnlund, 1964).

5)      Proses
      ”Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain” (Berelson dan Steiner, 1964).

6)      Pengalihan/Penyampaian/Pertukaran
            ”Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi.” (ayer, 1955).

7)      Menghubungkan/menggabungkan
      ”Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya.” (Ruesch, 1957).

8)      Kebersamaan
      ”Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih” (Gode, 1959).

9)      Saluran/alat/jalur
      ”Komuniksi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran perintah/order, dan lain-lain, seperti telegraf, telepon, radio, kurir, dan lain-lain” (American College Dictionary).


10)  Replikasi memori
      ”Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan mereplikasi memori” (Cartier dan Harwood, 1953).

11)  Tanggapan diskriminatif
      ”Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari suatu organisme terhadap suatu stimulus” (Stevens, 1950).

12)  Stimuli
      ”Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima” (Newcom, 1966).

13)  Tujuan/kesengajaan
      ”Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima” (Miller, 1966).

14)  Waktu/situasi
      ”Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi ke situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan” (Sondel, 1956).

15)  Kekuasaan/kekuatan
            ”Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan” (Schacter, 1951).




Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam  dua kelompok: (1). kelompok teori-teori umum (general theories), (2) kelompok teori-teori konstektual (contecstual theories).

Kelompok teori-teori umum:
1.      Teori-teori fungsional dan struktural
2.      Teori-teori behavioral dan cognitive
3.      Teori-teori konvensional dan interaksional
4.      Teori-teori kritis dan interpretif

Sedangkan kelompok teori-teori konstektual terdiri dari teori-teori:
1.      Komunikasi intrarpribadi
2.      Komunikasi interpersonal
3.      Komunikasi kelompok
4.      Komunikasi organisasi
5.      Komunikasi massa

A. Teori-teori fungsional dan struktural
Pendekatan strukturalisme berasal dari linguistik menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya pada cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Apabila ditelaah kedua pendekatan itu sama-sama mempunyai penekanan yang sama yakni tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.
Kedua pendekatan ini mempunyai beberapa persamaan:
1.      Kedua pendekatan ini sama-sama mementingkan synchrony (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diachrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu).
2.      Kedua pendekatan ini mempusatkan perhatian pada akibat-akibat yang tidak diinginkan daripada hasil-hasil yang sesuai tujuan. Kalangan strukturalis tidak mempercayai konsep-konsep subjektivitas dan kesadaran. Bagi mereka yang diamati terutama sekali adalah fakor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran manusia.
3.      Kedua pendekatan sama-sama punya kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan independent. Oleh karena itu pengetahuan, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.
4.      Keduanya memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Menurut pandangan ini, dunia ini hadir karena dirinya sendiri, sementara bahasa adalah alat untuk mempresentasikan apa yang telah ada.
5.      Kedua pandangan sama-sama memegang  prinsip the correspondence theory of truth (teori kebenaran yang sesuai). Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu secara akurat.

B. Teori-teori Behavioral dan Cognitive
Dua teori ini merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Perbedaan utama antara aliran behavioral dan kognitif dengan aliran strukturalis dan fungsional hanyalah terletak pada fokus  pengamatan dan sejarahnya. Teori-teori aliran strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu sosial lainnya, cenderung memusatkan pengkajiaannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sedangkan teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan perhatiannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (Stimulus-Respon) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus (rangasangan) dan respons (tanggapan).

Komunikasi menurut pandangan ini, dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir dan fungsi bio-neural dari individu. Oleh karenanya variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa), biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.

1.      Teori-teori  Konvensional  dan  Interaksional
 Komunikasi menurut pandangan ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksionisme simbolis (symbolic interaktionism) sosiologi dan filsafat bahasa. Menurut aliran ini, pengetahuan dapat dikemukakan melalui metode interpretasi.
Berbeda dengan teori-teori strukturalis yang memandang struktur sosial sebagai penentu, teori ini melihat struktur sosial sebagai produk dari interaksi. Fokus pengamatan teori-teori tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk struktur sosial serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya diproduksi dan dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini, tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Jadi makna merupakan produk dari interaksi yang dapat berubah dari waktu ke waktu sehingga sifat objektivitas dari makna adalah relatif dan temporer.

2.   Teori –Teori Kritis dan Interpretif
Karakteristik teori ini adalah pertama, penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individu. Kedua, makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai dasar pemahaman makna (meaning centered). Dengan memahami makna dari pengalaman seorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa menjadi kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia. Ada perbedaan yang mendasar antara teori interpretif dan teori-teori kritis dalam hal pendekatannya. Teori interpretif cenderung menghindari sifat-sifat tidak preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan menurutnya hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskriptif/menentukan dan juga politis sifatnya.
           
            Berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut :  (1) Intrapersonal communication (komunikasi intra pribadi), (2) Interpersonal Commnication (komunikasi antar probadi), (3) Group communication (komunikasi kelompok), (4) Organizational communication (komunikasi organisasi), (5) Mass communication (komunikasi massa).

(1)   Intrapersonal communication (komunikasi intra pribadi) adalah suatu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Teori-teori komunikasi intra pribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditagkap melalui pancaindera.

(2)   Interpersonal Communication (komunikasi antar pribadi) adalah suatu komunikasi antara probadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komuniksi antarpribadi. Teori-teori komunikasi antar pribadi umunya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationships), percakapan (discourse), interaksi dan karakteristik komunikator.


(3)   Group communication (komunikasi kelompok) menfokuskan  pembahsannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok  juga melibatkan antarpribadi. Teori-teori  komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efesiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.


(4)   Organizational communication (komunikasi organisasi) menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi di dalam dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahsan teori-teori komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antara manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian,  serta kebudayaan organisasi.


(5)   Mass communication (komunikasi massa)ada;ah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

Lasswell ahli ilmu politik amerika serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :
1.      Siapa (Who),
2.      Berkata Apa (Says What),
3.      Melalui Saluran Apa (In Which Channel),
4.      Kepada Siapa (To Whom),
5.      Dengan Efek Apa (With What Effect?).




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar